DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Meski Utamakan Penyerapan Beras Lokal, Bulog Tetap Lakukan Impor

image
Bulog Impor dilakukan tapi tetap utamakan penyerapan beras lokal (ANTARA FOTO/Yudi Manar/rwa)

BISNISABC.COM - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan penyerapan beras lokal.

Seiringan dengan hal tersebut, kegiatan impor tetap dilakukan oleh Bulog, yang merupakan salah BUMN bidang pangan.

Impor beras dilakukan dilakukan oleh secara bertahap sembari memperhatikan neraca beras nasional yang ada.

Baca Juga: Podcast Meghan Markle Tidak Akan Dilanjutkan karena Kesepakatannya dengan Spotify Berakhir

Bayu menyampaikan dalam melakukan impor beras, Perum Bulog telah memperhitungkan total biaya demurrage (denda bongkar muat) yang harus dibayarkan, yang biasanya tidak lebih dari 3 persen dibandingkan dengan nilai produk yang diimpor.

"Biaya demurrage seperti halnya biaya despatch adalah konsekuensi logis dari mekanisme ekspor impor," ujar Bayu, seperti dikutip dari Antara pada 7 Juli 2024.

Ia menyebut bahwa target penyerapan beras lokal pada tahun 2024 sebesar 900 ribu ton.

Baca Juga: Review Singkat HUAWEI MateBook 14 2024, Laptop Kelas Menengah dengan Performa Luar Biasa

Sementara itu, Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Perum Bulog Sonya Mamoriska mengatakan bahwa Bulog mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras dari Kementerian Perdagangan, sebesar 3,6 juta ton pada 2024.

Pada periode Januari-Mei 2024, jumlah impor sudah mencapai 2,2 juta ton. Impor dilakukan oleh Bulog secara berkala dengan melihat neraca perberasan nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.

Terpisah, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin mengatakan bahwa adanya perubahan iklim, berkurangnya lahan pertanian dan penurunan faktor produksi lainnya seringkali menghambat pencapaian target produksi pangan.

Baca Juga: Alokasikan Rp75 Miliar, Pemprov Riau Bangun Jalan Bebas Hambatan di Siak

"Oleh karena itu dibutuhkan sumber penyediaan lain sebagai solusi untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasar," ujar Bustanul.

Menurut Bustanul, tingkat konsumsi beras per kapita di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain. 

Pertumbuhan penduduk yang pesat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menyebabkan permintaan beras terus meningkat.

Baca Juga: 4 Strategi Mudah Memulai Bisnis Fashion Agar Sukses Besar

"Untuk mengatasi kesenjangan antara produksi dan konsumsi tersebut, impor beras diperlukan agar tidak terjadi kelangkaan yang dapat memicu kenaikan harga secara drastis," tutur Bustanul.***

Sumber: Antara

Berita Terkait