Pengamat Menilai Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS Jelang Akhir Tahun Tak Terelakkan
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 30 Desember 2024 11:00 WIB
BISNISABC.COM - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang akhir tahun sudah diprediksi dan tak bisa dihindari.
Menurutnya, sentimen yang mendukung penguatan dolar AS masih dominan, sementara belum ada faktor positif yang dapat membalikkan tren ini.
Ariston menjelaskan bahwa pasar domestik cukup pesimis mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan.
Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penurunan daya beli kelas menengah, penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen, dan faktor-faktor lainnya.
Selain itu, ekonomi AS yang masih relatif kuat turut menurunkan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan yang lebih signifikan.
Di sisi lain, ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang dapat memicu perang dagang dan ketegangan geopolitik, juga membuat para pelaku pasar cenderung berinvestasi pada dolar AS sebagai aset yang lebih aman.
Baca Juga: Petani Kopi Temanggung Raih Keuntungan Berlipat Berkat Harga Tinggi dan Hasil Panen Melimpah
Ariston memperkirakan bahwa hingga akhir tahun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa tetap berada di atas level Rp16.100 per dolar AS.
Sejauh ini, kurs rupiah yang diperdagangkan antarbank di Jakarta tercatat menguat sebesar 86 poin atau 0,53 persen, menjadi Rp16.149 per dolar AS, dibandingkan dengan sebelumnya yang berada di level Rp16.235 per dolar AS.***