DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Pemerintah Indonesia Segera Realisasikan Investasi Inggris Senilai USD 8,5 Miliar

image
Pemerintah Indonesia Segera Realisasikan Investasi Inggris (Antara)

BISNISABC.COM - Pemerintah Indonesia bersiap merealisasikan komitmen investasi dari 10 perusahaan asal Inggris dengan total nilai mencapai USD 8,5 miliar.

Investasi ini merupakan salah satu hasil penting dari lawatan kenegaraan Presiden Prabowo.

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, dalam pernyataan resminya di Jakarta, Jumat, memastikan pihaknya akan memfasilitasi minat investor dan membantu menyelesaikan kendala implementasi di lapangan.

Baca Juga: Diskusi Kreator Era AI, Wijaya Kusumah Sebut Kecerdasan Buatan Dapat Mendukung Siswa Belajar

"Komitmen ini akan segera kami implementasikan dengan cepat. Kendala yang ada akan diselesaikan melalui dialog terbuka. Presiden telah menekankan bahwa Kementerian Investasi/BKPM adalah ujung tombak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen," ujar Rosan.

Sebagai langkah awal, Menteri Rosan akan bertemu dengan beberapa perusahaan yang sudah menyatakan minat berinvestasi di Indonesia, termasuk BP dan Swire.

Rosan menilai, minat besar para investor tak lepas dari stabilitas politik Indonesia serta transisi pemerintahan yang berjalan damai. "Hal ini meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria

Sebelumnya, saat membuka perdagangan bursa di London Stock Exchange dan menghadiri forum Indonesia-UK Climate and Green Finance, Rosan mengajak investor Inggris memanfaatkan peluang ekonomi di Indonesia, khususnya di sektor energi terbarukan (EBT), teknologi hijau, dan penangkapan karbon.

Ia juga mendorong pemanfaatan cadangan panas bumi Indonesia sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Investasi Inggris ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah mempercepat transformasi ekonomi, khususnya dalam sektor energi hijau dan keberlanjutan.***

Sumber: Antara

Berita Terkait