Ayatollah Khamenei: Serangan Israel Terhadap Iran Tidak Boleh Diremehkan
- Penulis : Imron Fauzi
- Minggu, 27 Oktober 2024 20:59 WIB
BISNISABC.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memberikan reaksi pertamanya setelah serangan udara Israel terhadap lokasi militer Iran, menyatakan bahwa serangan tersebut "tidak boleh dianggap remeh."
Dalam pidatonya di sebuah acara di Teheran, Khamenei menekankan pentingnya "menggagalkan" kesalahan perhitungan Israel.
Ia mengingatkan angkatan bersenjata Iran untuk menunjukkan kepada Israel "kekuatan, kemampuan, kecerdikan, dan kemauan bangsa Iran."
Baca Juga: LSI Denny JA Sebut Prabowo Capai Puncak Popularitas Usai Dilantik Jadi Presiden
Khamenei menilai bahwa Israel telah melakukan "kesalahan" dengan menyerang Iran dan memperingatkan agar tidak meremehkan konsekuensi dari tindakan tersebut.
Serangan yang terjadi sekitar pukul 02.30 waktu setempat pada hari Sabtu itu menargetkan fasilitas militer di provinsi Ilam dan Khuzestan serta daerah di sekitar ibu kota Teheran.
Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Iran, beberapa serangan menyebabkan "kerusakan ringan" dan menewaskan empat tentara.
Baca Juga: Optimalisasi Kredit untuk Sektor Pertanian: OJK Bali Dorong Pemenuhan Modal Petani dan Nelayan
Menurut klaim angkatan bersenjata Iran, jet tempur Israel menggunakan wilayah udara Irak yang dikendalikan oleh Amerika Serikat untuk meluncurkan rudal ke lokasi militer Iran dari jarak sekitar 100 kilometer.
Seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan itu ditujukan untuk menghancurkan fasilitas produksi rudal dan infrastruktur pertahanan udara Iran.
Khamenei juga menyerahkan keputusan mengenai respons terhadap serangan ini kepada pejabat militer, mengingat ini adalah serangan langsung pertama Israel yang diakui secara publik di tanah Iran.
Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Instruksikan Penerapan Efisiensi dan Inovasi untuk Transformasi Digital
Serangan ini berlangsung setelah Iran sebelumnya meluncurkan serangan rudal ke Tel Aviv sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah dan komandan Korps Garda Revolusi Islam.***