Satrio Arismunandar pada Diskusi Kreator Era AI: AI Dapat Ciptakan Gabungan Motif Batik Tradisional
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 10 Oktober 2024 19:44 WIB
BISNISABC.COM – Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar mengatakan AI atau kecerdasan buatan (artificial intelligence) dapat digunakan untuk menciptakan pola fractal, yang menggabungkan motif batik tradisional dengan elemen geometris modern.
Hal itu dikatakan Satrio Arismunandar saat menanggapi tema diskusi Lukis Literasi Berbantuan AI. Diskusi daring di Jakarta, Kamis malam, 10 Oktober 2024.
Diskusi tersebut diadakan oleh Kreator Era AI berkolaborasi dengan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Baca Juga: 5 Daftar HP Oppo yang Bakal Populer di Tahun 2025, Jadi Pilihan Terbaik Bagi Anak Muda!
Selain Satrio Arismunandar, hadir juga narasumber A. Mufti, pelukis fractal AI serta dipandu oleh Jonminofri Nazir dan Mila Muzakkar.
Satrio mengungkapkan, batik adalah bentuk seni kain tradisional Indonesia. Dengan menggabungkan motif batik tradisional dengan elemen geometris modern, AI bisa menghasilkan karya batik kontemporer yang tetap menghormati tradisi.
Ditambahkan oleh Satrio, dalam industri fashion tinggi (haute couture), AI bisa membantu desainer menciptakan pola kain yang kompleks, unik, dan menonjol, cocok untuk pakaian eksklusif.
Baca Juga: MPR Bebaskan Nama Soeharto dari TAP MPR tentang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
“AI bisa digunakan untuk mengeksplorasi kemungkinan estetika baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh manusia,” ujar Satrio.
“Dengan unsupervised learning, AI dapat menemukan kombinasi dan variasi pola fractal yang segar dan inovatif, mendorong batas kreativitas dalam dunia desain tekstil,” tuturnya.
Satrio mengungkapkan, AI mampu menghasilkan pola secara otomatis, mengoptimalkan desain, dan menghasilkan variasi tanpa batas. “Teknologi ini dapat membantu desainer kain yang ingin menciptakan pola-pola fractal yang inovatif, unik, dan estetis,” ucapnya.
Baca Juga: Harga Komoditas Pangan di Bangka Selatan Tetap Stabil, Dinas Koperasi Pantau Ketersediaan Stok
“Kombinasi antara AI dan metode fractal memungkinkan eksplorasi kreatif yang lebih bebas, mempercepat proses desain, dan menghadirkan karya kain yang menarik dengan detail matematis yang rumit,” lanjut Satrio.
Kata Satrio, AI dapat membantu desainer menciptakan pola-pola kain fractal berdasarkan preferensi atau masukan pengguna, dengan menggunakan Natural Language Processing (NLP).
“Melalui NLP, AI dapat memahami deskripsi verbal pengguna tentang pola yang mereka inginkan dan secara otomatis menghasilkan pola fractal yang sesuai. AI kemudian akan menghasilkan desain berdasarkan deskripsi ini dan menawarkan beberapa variasi kepada desainer,” jelas Satrio.
Baca Juga: Sriwijaya FC Kalahkan Persikabo 1973 dengan Skor 5-1: Chencho Jadi Bintang Pertandingan
Misalnya, ujar Satrio, desainer dapat memberikan arahan tentang jenis pola, seperti: “Saya ingin pola fractal yang menyerupai cabang pohon."
“Atau tentang gaya, misalnya: saya ingin pola yang lebih organik dan lembut dengan banyak kurva.
Juga, tentang warna, seperti: gunakan kombinasi warna hangat, seperti merah dan oranye," Satrio menjelaskan.***