10 Tahun Pemerintahan Jokowi, LSI Denny JA Sebut Ekonomi Indonesia Naik Peringkat Dunia
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 07 Oktober 2024 08:00 WIB
BISNISABC.COM - Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), perekonomian Indonesia naik peringkat dunia.
Capaian tersebut berdasarkan olahan data dari World Bank yang dilakukan LSI Denny JA, dalam rilis terbarunya pada Senin, 7 Oktober 2024.
LSI Denny JA mencatat, pada 2014, PDB Indonesia tercatat sebesar US$890,81 miliar, menempatkan Indonesia pada peringkat 18 ekonomi terbesar di dunia.
Baca Juga: Alasan HRD Suka Cek Sosial Media Sebelum Rekrut Karyawan, Benarkah Jumlah Following Jadi Sorotan?
Namun, pada tahun 2023 (data tahun 2024 belum tersedia), PDB Indonesia meningkat menjadi US$ 1,37 triliun, menjadikan Indonesia naik peringkat sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia.
"Selama 10 tahun Jokowi, peringkat PDB Indonesia di dunia naik dari nomor 18 menjadi nomor 16," kata Founder LSI Denny JA, Denny Januar Ali.
"Pertumbuhan ini signifikan, baik dalam hal nilai PDB maupun peringkat global," sambungnya.
Baca Juga: Denny JA Resmikan Kelas Kreator Cerdas AI di SMK Muhammadiyah Cepu Blora
Denny mengatakan, secara keseluruhan, dalam 10 tahun pemerintahannya, Jokowi lebih banyak meraih rapor biru dibanding rapor merah berkaitan dengan penilaian terhadap perekonomian nasional, khususnya Produk Domestik Bruto (PDB).
Untuk diketahui, PDB adalah ukuran total nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
PDB mencerminkan produktivitas dan ukuran ekonomi suatu negara.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Menemukan Gagasan Besar di Setiap Zaman
"PDB merupakan indikator utama dalam mengukur kesehatan ekonomi suatu negara. PDB menunjukkan besarnya aktivitas ekonomi yang terjadi, dan membantu menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, serta kualitas hidup," terang Denny.
PDB, lanjutnya, diukur dengan menghitung nilai tambah dari semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama periode tertentu.
Salah satu lembaga yang menilai dan mengukur PDB suatu negara adalah World Bank.
Menurutnya, lembaga ini sangat kredibel dan memiliki standar tinggi dalam pengumpulan data ekonomi.
"Metodologi yang digunakan oleh World Bank dikenal transparan, konsisten, dan banyak dijadikan acuan oleh pemerintah, investor, serta organisasi internasional untuk analisis ekonomi," tuturnya.
Denny menjelaskan, data World Bank yang menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia terus tumbuh selama satu dekade pemerintahan Jokowi menegaskan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan Jokowi, terutama pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi, memberikan dampak positif yang nyata.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Untuk Mereka yang Terbuang di Tahun 1960-an
Dia menjelaskan, ada beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Di antaranya adalah pembangunan infrastruktur yang masif.
"Melalui proyek-proyek seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, dan rel kereta api, Jokowi berhasil menciptakan jaringan transportasi yang lebih efisien, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah," jelasnya.
Baca Juga: Sriwijaya FC Kalahkan Persikabo 1973 dengan Skor 5-1: Chencho Jadi Bintang Pertandingan
Selain itu, kebijakan deregulasi yang diterapkan Jokowi dinilai berperan penting.
"Pemerintah secara bertahap memperbaiki iklim investasi dengan memangkas aturan-aturan yang menghambat, serta memberikan kemudahan bagi investor asing," kata dia.
Faktor lainnya, lanjut Denny, peningkatan daya saing sektor manufaktur dan jasa.
"Kedua sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir," ujarnya.
Pertumbuhan industri pengolahan, yang didukung oleh peningkatan kapasitas produksi, serta perkembangan sektor jasa yang semakin modern dan terintegrasi dengan teknologi digital, turut mendorong stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah Jokowi disebut Denny juga berhasil meningkatkan produktivitas di sektor pertanian dan maritim.
"Program-program untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, serta penguatan sektor maritim, telah membantu menstabilkan perekonomian nasional, terutama dalam menjaga ketahanan pangan dan menurunkan tingkat kemiskinan di pedesaan," jlentrehnya.
Meski demikian, Denny menerangkan bahwa 10 tahun pemerintahan Jokowi tidak sepenuhnya bebas dari tantangan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketimpangan ekonomi antardaerah.
Kata Denny, meskipun pertumbuhan ekonomi secara nasional terus meningkat, disparitas pembangunan antara pulau Jawa dan luar Jawa masih cukup tinggi.
"Daerah-daerah di luar Jawa masih tertinggal dalam hal akses infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Diversifikasi ekonomi juga menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia agar tidak terlalu bergantung pada sektor-sektor tertentu, seperti ekspor komoditas batu bara dan minyak sawit," terang dia.
Selain itu, masalah korupsi masih terus muncul dan menjadi tantangan bagi stabilitas ekonomi jangka panjang.
"Upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sektor publik perlu terus ditingkatkan guna menjaga kepercayaan publik dan menarik lebih banyak investasi asing," sarannya.***