DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Perayaan Maulid Nabi: Kebiasaan Apa Saja yang Bisa Ditiru dari Nabi Muhammad?

image
Maulid Nabi bukan sekadar tentang tradisi atau perayaan. (Pixabay.com/sofiane dougheche)

BISNISABC.COM - Maulid Nabi bukan hanya soal perayaan atau tradisi, tapi ada banyak makna yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi sering dihiasi dengan beragam tradisi lokal, seperti Sekaten di Yogyakarta dan Panjang Jimat di Cirebon.

Di balik perayaan tersebut, sejatinya, peringatan ini adalah kesempatan untuk mengenang kelahiran dan meneladani sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Bagaimana Cara Membangun Personal Branding? Begini Penjelasan dari Caroline Castrillon

Namun, Maulid Nabi bukan sekadar tentang tradisi atau perayaan.

Justru, esensi dari peringatan ini lebih kepada penerapan nilai-nilai yang diajarkan Nabi Muhammad dalam kehidupan kita sehari-hari.

Apa saja makna penting dari peringatan ini yang bisa kita implementasikan?

Baca Juga: 5 Tempat Ngopi Terbaik di Cirebon yang Wajib Dikunjungi

Nilai Kejujuran (Shiddiq)

Salah satu sifat utama Nabi Muhammad SAW adalah kejujuran.

Shiddiq, atau jujur, menjadi pondasi penting dalam setiap hubungan, baik itu personal maupun profesional.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Serial Horor Netflix 2024 yang Cocok untuk Uji Nyali

Kejujuran membangun kepercayaan, dan tanpa kejujuran, sulit bagi seseorang untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Amanah: Dapat Dipercaya

Selain jujur, Nabi Muhammad SAW juga terkenal dengan sifat amanah, artinya dapat dipercaya.

Baca Juga: Puput Novel, Aktris dan Penyanyi Terkenal, Meninggal di Usia 50 Tahun

Amanah adalah tentang memegang tanggung jawab dengan penuh dedikasi.

Jika kita diberi tugas atau kepercayaan, penting untuk menjalankannya dengan baik, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Tabligh dan Fathonah: Menyampaikan dan Cerdas

Baca Juga: TAP MPR Nomor 33 Tahun 1967 Dihapus: Tuduhan Soekarno Pengkhianat dan Pendukung PKI Dinyatakan Tak Terbukti

Nabi Muhammad SAW selalu menyampaikan pesan-pesan kebenaran, inilah yang disebut tabligh.

Dalam kehidupan sehari-hari, tabligh bisa kita terapkan dengan memastikan pesan atau informasi yang kita sampaikan adalah benar dan bermanfaat.

Tak kalah penting, fathonah atau kecerdasan juga menjadi sifat penting Nabi, yang mengajarkan kita untuk berpikir cerdas dan bijaksana dalam menghadapi masalah.

Bershalawat dan Meneladani Ajaran Nabi

Selain sifat-sifat terpuji, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW juga menjadi bentuk cinta kita kepada beliau.

Shalawat bukan hanya tentang ritual, tapi ada keberkahan yang dijanjikan Allah kepada siapa pun yang rajin melakukannya.

Bahkan, Allah menjanjikan derajat yang lebih tinggi dan dikumpulkan bersama Nabi di surga bagi mereka yang gemar bershalawat.

Pada akhirnya, memperingati Maulid Nabi bukan hanya sekadar mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menerapkan ajaran dan nilai-nilai yang dibawanya dalam kehidupan kita.***

*Penulis: I'shmatul Maula

Sumber: bali.kemenag.go.id

Berita Terkait