BIS - 19 Juni 2023 Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan Harga R"> BIS - 19 Juni 2023 Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan Harga R"> BIS - 19 Juni 2023 Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan Harga R"> BISNISABC.COM - bisnisabc.com
DECEMBER 9, 2022
BisnisABC.com

Harga Rerefensi CPO Turun Jadi US$ 723/MT

image
Ilustrasi Truk Sawit. (Detik)

BIS - 19 Juni 2023 Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan Harga Referensi (HR) produk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) untuk penetapan Bea Keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BLU BPD-PKS) atau Pungutan Ekspor (PE) periode 16-30 Juni 2023. Harga referensi yang ditetapkan menjadi US$ 723,45/MT atau turun US$ 88,23 sekitar 10,87%. Sementara periode 1 sampai 15 Juni 2023 lalu yang tercatat US$ 811,68/MT. Budi Santoso, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, mengatakan aturan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1040 Tahun 2023 tentang Harga Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit periode 16-30 Juni 2023.  "Saat ini HR CPO turun menjauhi ambang batas sebesar US$ 680/MT. Merujuk pada PMK yang berlaku saat ini maka pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$ 3/MT dan PE CPO sebesar US$ 65/MT untuk periode 16-30 Juni 2023," kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (19/6/2023). Ia menjelaskan, BK CPO periode 16-30 Juni 2023 merujuk pada kolom angka 3 lampiran huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK/0.10/2022 jo. Nomor 123/PMK.010/2022 sebesar USD 3/MT. Sementara itu, PE CPO periode tersebut merujuk pada lampiran huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.05/2022 jo. Nomor 154/PMK.05/2022 sebesar US$ 65/MT. Nilai BK dan PE CPO tersebut menurun dibandingkan periode 1-15 Juni 2023. Budi juga mengungkapkan, penurunan harga acuan CPO didorong beberapa faktor, antara lain perlambatan permintaan minyak sawit dunia akibat meningkatnya persediaan. Selain itu, terjadi penurunan harga minyak nabati lainnya seperti kedelai yang menyebabkan penurunan ekspor minyak sawit dari Malaysia, depresiasi ringgit Malaysia terhadap dolar AS dan kekhawatiran tentang pemasaran untuk meningkatkan produksi minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia.  (Fa, Dtk, Bis)

Berita Terkait