DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Belum Capai Target, Menkop UKM Lakukan Evaluasi Digitalisasi UMKM

image
Menkop UKM lakukan evaluasi (Antara)

BISNISABC.COM - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengakui bahwa target digitalisasi UMKM tidak akan tercapai tahun 2024 ini.

Oleh sebab itu, Menkop UKM akan melakukan evaluasi terhadap program digitalisasi UMKM yang telah berjalan saat ini.

“Memang target awal kami terlalu besar. Kami sudah mendampingi (pelaku UMKM) dan menyasar UMKM di berbagai kota sekunder,” katanya seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Podcast Meghan Markle Tidak Akan Dilanjutkan karena Kesepakatannya dengan Spotify Berakhir

Teten mengatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi UMKM saat ini bukan digitalisasi, karena para pelaku UMKM telah memahami kebiasaan konsumen Indonesia yang cenderung menyukai belanja online.

Menurutnya, UMKM Indonesia menghadapi kendala besar di pasar domestik karena mereka harus bersaing dengan produk-produk impor yang lebih murah yang membanjiri lokapasar (marketplace).

Di sisi lain, Teten mengatakan produk UMKM Indonesia pasti lebih mahal dari produk asing mengingat mayoritas bahan bakunya masih impor.

Baca Juga: Permintaan material konstruksi menurun pada semester I-2023, hal ini berdampak pada kegiatan CSAP  

“Akhirnya kita hanya menjadi pedagang produk luar. Itu kami evaluasi,” ucapnya.

Selain itu, Teten menyebut bahkanwa UMKM, khususnya di sektor kuliner dan fashion, juga dihadapkan pada kendala dalam memenuhi permintaan pasar domestik karena keterbatasan kapasitas produksi. Akibatnya, banyak UMKM yang tidak bisa bertahan lama di platform e-commerce.

Pemerintah menargetkan 30 juta pelaku UMKM dapat masuk ke dalam ekosistem digital tahun ini.

Baca Juga: Serangan Israel Belum Berhenti, Sekjen Satupena: Mungkin Justru Mempercepat Berdirinya Negara Palestina Merdeka

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat terdapat 65 juta UMKM yang terdaftar pada 2021. Pada 2022, jumlah UMKM yang sudah masuk ke dalam ekosistem digital atau go digital adalah 19 juta unit usaha, dan naik menjadi 22,8 juta hingga 2023.

“Isu sekarang yang kami evaluasi bukan tentang berapa banyak UMKM yang masuk dalam ekosistem digital, tetapi seberapa kompetitifnya produk UMKM di sana,” ucap Teten.

“Kalau misalnya arus produk asing masih leluasa seperti sekarang, UMKM kita pasti kalah bersaing,” pungkasnya.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait