Stafsus Erick Thohir Sebut Integrasi HK dan Waskita masih berjalan
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 18 Juli 2024 19:38 WIB
BISNIABC.COM - Staf Khusus (Stafus) III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan proses integrasi PT Hutama Karya (Persero) atau HK dan PT Waskita (Persero) masih terus berjalan.
"Jalan, sudah mulai terus saja. Mereka lagi ngerjain semua untuk menyatukan," ujar Arya, di Jakarta, Kamis.
Arya menegaskan integrasi ini bukanlah merger atau menggabungkan dua perusahaan. Menurut Arya, Waskita nantinya akan menjadi anak usaha.
Baca Juga: Naik Rp4 Ribu, Harga Emas Antam Hari Selasa Tembus Rp1.403.000 per Gram
"Bukan merger, atasnya HK, bawahnya Waskita, anak," kata Arya lagi.
Meski ditargetkan rampung tahun ini, ujar Arya pula, proses integrasi membutuhkan audit secara menyeluruh mulai dari keuangan hingga aset perusahaan.
Saat Waskita menjadi anak usaha, maka akan ada konsekuensi yang dialami oleh Hutama Karya. Oleh karena itu, audit terkait integrasi tersebut harus dilakukan secara holistik.
Baca Juga: Kawasan Industri Hijau di Kaltara Sudah Serap 5.200 Tenaga Kerja Lokal
Lebih lanjut, Arya menyampaikan holding BUMN Karya bertujuan untuk membangun iklim bisnis infrastruktur yang sehat antarperusahaan BUMN, sehingga tidak perlu berkompetisi dalam mendapatkan proyek tertentu.
"Dengan begitu, maka kalau ada tender-tendernya di PU (Kementerian PUPR), atau di pemerintahan, itu akan lebih sehat. Antar-BUMN saing-saingan, banding-bandingan harga yang membuat mereka akhirnya enggak bisa dapat margin bagus," ujar Arya pula.
Saat ini, Kementerian BUMN terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait rencana integrasi. Dengan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan, maka diharapkan ke depannya tidak ada lagi persaingan tidak sehat karena memiliki spesialisasi dan spesifikasi.
Baca Juga: Setelah Produksi 215.130 Ton, Inalum Dorong Percepatan Hilirisasi Aluminium Nasional
"Supaya jangan lagi ada tender habis-habisan, ini banting-banting harga yang membuat mereka rugi. Itu yang juga membuat industri konstruksi ini enggak sehat," katanya lagi.***