Sempat Alami Kekeringan, Petani di Lebak Bersyukur Tanaman Padinya Selamat dari Puso
- Penulis : Imron Fauzi
- Minggu, 07 Juli 2024 09:51 WIB
BISNISABC.COM - Petani di Kabupaten Lebak bersyukur tanaman padi seluas puluhan hektare selamat dari ancaman puso.
Ancaman puso atau gagal panen di Lebak teratasi karena pasokan air terpenuhi sejak hujan dalam beberapa hari terakhir.
Petani Lebak awalnya merasa kebingungan, setelah tanaman padi berusia 25 hari terjadi kekeringan.
Ketua Kelompok Tani Blok Sentral Rangkasbitung Ahmad mengtakan, tanaman pada seluas 20 hektare sebelumnya tumbuh kurang maksimal karena pengairan dari Bendungan Cijoro tidak berjalan.
Baca Juga: Usai Kalah dari Irak, Asnawi Keluhkan Kondisi Lapangan Stadion GBK: Kurang Baik
Jika hujan tidak turun, lanjut dia, peluang tanaman padi mati atau gagal panen cukup besar. Padahal biaya penggarapan dalam satu hektarenya bisa mencapai Rp10 juta.
"Kami sangat terbantu dengan turunnya hujan sehingga sehingga kebutuhan air terpenuhi," Ahmad menambahkan, seperti dikutip dari Antara pada 7 Juli 2024.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar membenarkan areal persawahan di Blok Sentral Rangkasbitung yang mengalami kekeringan karena masuk kategori sawah tadah hujan.
Namun, beberapa upaya mulai dilakukan pemerintah yang salah satunya dengan menggulirkan program sumur bor di lokasi persawahan yang mengalami kekeringan, karena kondisinya tidak memiliki air permukaan sehingga tidak bisa dilakukan dengan pompanisasi.
"Kami berharap program sumur bor itu secepatnya direalisasikan sehingga areal persawahan yang kesulitan air bisa terpenuhi," katanya menjelaskan.
"Jangan kemudian tamat kuliah, bawa ijazah untuk tunggu penerimaan PNS. Jangan kamu bermimpi jadi orang kaya jika memilih menjadi PNS. Itu kuncinya," kata Bahlil memotivasi para Pemuda Katolik.
Hal konkret yang akan dilakukan ke depan adalah mendorong adanya hilirisasi investasi. Karena investasi tidak bisa menggunakan gaya lama.
Baca Juga: Lahan Pertanian Tembakau di Lombok Tengah Kekurangan Pasokan Air Irigasi
Ini kemudian didukung dengan sebuah regulasi yang mewajibkan setiap investor yang masuk ke daerah harus mengakomodasi pengusaha daerah.
"Supaya agar investasi di daerah itu menjadikan pengusaha lokal menjadi tuan di atas negerinya sendiri, bukan menjadi penonton," ujar dia.
Dia mengajak Pemuda Katolik dan organisasi kepemudaan lainnya agar mengambil peluang ini, kalau mau mengisi kemerdekaan ambil bagian ekonomi.
Selain itu dia pun mengakui bahwa Pemuda Katolik adalah garda terdepan yang menjaga toleransi, NKRI, menjaga intelektualitas dengan kritikan konstruktif demi kemajuan kemajemukan NKRI.***