Data Lahan Pertanian Rusak Akibat Banjir, Pemkab Parigi Moutong Sebut Ada 8 Desa
- Penulis : Imron Fauzi
- Selasa, 25 Juni 2024 22:56 WIB
BISNISABC.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, melakukan pendataan terhadap lahan pertanian yang rusak akibat dampak banjir.
Dalam hal ini, Pemkab Parigi Moutong melibatkan penyuluh pertanian dalam melakukan pendataan di lapangan.
Pemkab Parigi Moutong menyebut lahan pertanian yang rusak akibat terdampak banjir berada di delapan desa.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong, Dadan Priatna di Parigi, sebagaimana dikutip dari Antara pada Selasa, 25 Juni 2024.
Oleh sebab itu instansi teknis terkait juga melakukan identifikasi seberapa besar kerusakan areal pertanian terutama sawah dan kebun warga.
"Perlu diidentifikasi, sebab pertanian salah satu sektor unggulan daerah yang menjadi mata pencaharian utama warga Parigi Moutong," ujarnya.
Menurutnya penanganan banjir tidak hanya pada sektor kemanusiaan tetapi setor lain juga perlu dipulihkan, salah satunya pertanian.
Identifikasi kerusakan juga bagian dari upaya penanggulangan supaya secepatnya diintervensi oleh pemerintah, apakah melalui pengerukan material atau bentuk penanganan lainnya.
"Data hasil identifikasi lapangan nantinya akan kami sampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong maupun tingkat provinsi," tutur Dadan.
Pemkab Parigi Moutong telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang selama 14 hari terhitung mulai 24 Juni hingga 7 Juli 2024.
Di masa tanggap darurat pemerintah setempat mengutamakan pelayanan terhadap warga terdampak dengan menyiapkan posko pengungsian, membuka dapur umum bantuan logistik.
Saat ini Pemkab Parigi Moutong juga fokus menyalurkan makanan siap saji kepada pengungsi sebanyak 1.500 bungkus untuk warga Desa Sienjo dan Sibalago.
Baca Juga: Alokasi Pupuk Subsidi Telah Ditambah, Petani Karawang Bisa Manfaatkan dengan Baik
Oleh karena itu, kata dia, dekarbonisasi menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
Aksi dekarbonisasi yang dilaksanakan berkelanjutan dari Pertamina adalah langkah penting yang harus diambil untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
"Dengan memperkuat efisiensi energi, memanfaatkan energi terbarukan, diharapkan dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan," tutur Ahad.***