DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Pemprov Sumut Sebut Padi Varietas Inpari 32 Paling Banyak Diminati Petani

image
Petani menyortir padi yang baru dipanen di Desa Sidourip, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (4/4/2023). (ANTARA FOTO/Yudi/nym)

BINISABC.COM - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menyatakan, padi varietas Inpari 32 menjadi padi yang paling diminati di wilayah tersebut.

"Inpari 32 menghasilkan nasi dengan rasa pulen yang disukai mayoritas masyarakat Sumut," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini.

Selain itu, kata Juwaini, produktivitas Inpari 32 juga cukup menjanjikan, dalam satu hektare dapat menghasilkan delapan sampai sembilan ton gabah kering panen (GKP).
 
Bahkan, menurut Juwaini, masa panennya pun tidak perlu menunggu lama yaitu sekitar 115-120 hari setelah penyemaian.
 
"Namun memang semuanya kembali lagi ke perawatan tanamnya," kata Juwaini, seperti dikutip dari Antara pada 20 Juni 2024.
 
Jika semua proses berjalan sesuai rencana, Juwaini menyampaikan bahwa penanaman padi Inpari 32 membawa keuntungan ekonomi untuk petani.
 
Dia memisalkan, jika hanya menghasilkan tujuh ton GKP saja dari satu hektare lahan yang ditanami Inpari 32, petani dapat meraup pemasukan sekitar Rp42 juta dalam sekali panen andai harga GKP per kilogram Rp6.000.
 
"Lalu kita katakanlah biaya produksi petani Rp15 juta. Artinya ada keuntungan Rp27 juta untuk petani dari Inpari 32 per hektare," tutur Juwaini.
 
Oleh sebab itu, dia meminta petani di Sumut untuk rutin memerhatikan lahan mereka. Faktor-faktor mulai dari cuaca hingga hama diingatkannya dapat mengganggu produktivitas pertanian.

Baca Juga: Bernilai Ekonomis, Petani Muda di Pandeglang Berhasil Olah Bunga Telang Jadi Produk Teh

Juwaini menekankan perlunya upaya intensif mulai dari perawatan, pengairan, pemupukan, pengawasan hama dan penyakit hingga pascapanen.

"Kemudian, saat pemanenan pun perlu menggunakan peralatan yang bagus. Banyak kejadian di mana hasil panen berkurang akibat tidak memanfaatkan alat yang baik," ujar dia.

Padi varietas Inpari 32 pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2013. Inpari sendiri merupakan kependekan dari inbrida padi sawah irigasi.
 
Kementerian Pertanian mencatat, di Indonesia, penanaman padi Inpari 32 terus meningkat setiap tahunnya.

Baca Juga: Salurkan Sapi Kurban ke Daerah Plosok, Allianz Syariah Berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa

Pada 2018, pemanfaatan varietas Inpari 32 ada di angka 3,64 persen, lalu 5,97 persen pada tahun 2019 dan 7,47 persen pada tahun 2020.***

Sumber: Antara

Berita Terkait