Nova Dewi salah satu pengusaha jamu yang tembus pasar luar negri
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 15 Juni 2023 12:11 WIB
BIS - 15 Juni 2023 Pembuatan minuman tradisional 'jamu' dikenal memiliki sejarah panjang dan warisan tradisional dengan manfaat kesehatan yang kaya. Sayangnya, dengan gaya hidup modern, minuman tradisional ini seringkali kurang mendapat perhatian masyarakat. Menjembatani kesenjangan antara jamu tradisional dengan minat generasi milenial, pengusaha Nova Dewi muncul sebagai sosok yang terus merevitalisasi popularitas jamu dengan memberikan sentuhan modern dan menjauh dari gaya lama. [caption id="attachment_7313" align="alignnone" width="1080"] Nova Dewi (cloudinary)[/caption] Ia sendiri bertujuan mengubah persepsi masyarakat terhadap obat herbal dengan melakukan inovasi pengembangan obat herbal sesuai dengan trend dan selera zaman. Sebagai lulusan luar negeri dari University of New South Wales, Nova tidak malu menjual obat herbal. Berawal dari kecintaannya pada Jamu Ia mulai membuka usaha Jamu Suwe Ora karena takut karena sulit mencari tempat atau penjual jamu. “Saya memulai Suwe Ora Jamu sekitar 10 tahun yang lalu. Saya telah minum jamu sejak kecil. Itu sangat sulit ditemukan di Jakarta,” kata Founder dan CEO New PT Suwe Ora Jamu Amertha kepada DSC, Selasa. (13/06/2023). Ini menginspirasi dia untuk memulai bisnis herbal sendiri. Namun, dia menyadari tren minum kopi saat ini sedang hangat di Indonesia. Selanjutnya, karakternya menyesuaikan gaya dan konsep toko Suwe Ora Jamu dengan tren tersebut. “Kami tidak hanya ingin menampilkan barista yang hebat di sini. Acaranya [racikan jamu] juga tidak terlalu bagus,” terangnya. Tantangan meracik obat herbal sesuai selera pasar Pria yang hijrah dari Surabaya dan memutuskan menetap di Jakarta itu mengatakan, menghilangkan rasa pahit dan warna tak sedap merupakan tantangan tersendiri. Apalagi jika menyangkut generasi milenial. - Reaksi pasar sangat menyedihkan. Tapi saya tidak mau menyerah," katanya. Meski tanpa partner atau rekan bisnis, Nova tetap mengandalkan resep buatan sendiri yang ia siapkan sendiri. Berangkat dari pendidikan bisnis, Nova juga menerapkan beberapa strategi kreatif, mulai dari kemasan hingga rasa yang unik. Ia mengatakan, meski memakan waktu cukup lama, akhirnya ia berhasil menghasilkan uang jutaan rupiah sehari sebagai bidan. Momen Covid-19 sangat membantu Nova tidak bisa memungkiri bahwa kepopuleran Jamu ikut andil dalam penyebaran pandemi Covid-19. Saat itu semua orang percaya bahwa untuk menjaga kesehatan perlu minum jamu. Saat itu, katanya, pada tahun 2020, Suwe Ora Jamu sedang berjuang untuk membuka produk jamunya ke masyarakat. “Dari tahun 2012 hingga 2020, masyarakat masih sedikit yang memahami nilai jamu dan minat terhadap jamu masih rendah”, kenangnya. Namun, pada tahun 2020 situasinya telah berubah secara radikal. Banyak orang mulai percaya akan manfaat obat herbal dan minat terhadap obat herbal tumbuh pesat. “Hampir semua orang menjual obat herbal karena kebutuhannya sangat mendesak,” jelasnya. Kini, dengan toko selai miliknya, Nova ingin secara bertahap mengedukasi generasi muda untuk menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi bahan-bahan alami yang menjaga kesehatan. Bahkan Jamu Suwe Ora sudah ada di beberapa tempat. Mulai dari Kebayoran Baru, M Bloc Space, Salihara, Petak Enam, Menteng Huis hingga Sarinah. Saluran penjualan kemudian diperluas ke Bali, Surabaya, Lombok, Batam, Pekanbaru, Australia, Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat. Nova Dewi salah satu pengusaha jamu yang tembus pasar luar negri (anr, ebc ,lif) (anr, ebc ,bis)