Kenaikan HPP Gabah Untungkan Petani, Pengamat: Konsumen Tetap Terlindungi
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 13 Januari 2025 20:52 WIB
BISNISABC.COM - Pengamat ekonomi dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, Ihsan Rois, menilai bahwa kebijakan pemerintah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram akan memberikan keuntungan bagi petani.
"Kenaikan harga gabah ini secara otomatis meningkatkan pendapatan petani," ujarnya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.
Ihsan menambahkan bahwa kenaikan HPP tersebut juga berpotensi meningkatkan nilai tukar petani subsektor tanaman pangan (NTPP), yang pada Desember 2024 mencapai 122,78 poin menurut data Badan Pusat Statistik.
Baca Juga: Satrio Arismunandar Tanggapi Diskusi SATUPENA: Karakter Bangsa Bersifat Generalisasi dan Stereotip
Namun, ia mengingatkan bahwa kenaikan HPP ini bisa memicu kenaikan harga beras, yang berpotensi merugikan konsumen.
Meski demikian, Ihsan menilai dampaknya tidak signifikan karena peran Bulog sebagai penyangga nasional untuk bahan pangan pokok.
"Bulog berfungsi sebagai buffer yang melindungi konsumen dari kenaikan harga beras akibat naiknya HPP gabah," jelasnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Oppo 5G yang Punya Spesifikasi Gahar dan Cocok Buat Gaming
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional telah mengumumkan kenaikan HPP gabah sebesar Rp500 per kilogram mulai 15 Januari 2025, yang diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025.
Evaluasi HPP gabah dan beras akan dilakukan secara berkala dengan mempertimbangkan biaya produksi dan distribusi saat ini.
Sepanjang tahun 2024, pengadaan beras dari produksi dalam negeri mencapai 1,26 juta ton, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.***