BIS - 20 Agustus 2023 Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand telah mencapai kesepakatan untuk memperkuat kerja sama dalam penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral (local currency transaction/LCT). Apakah ini menandakan era baru dedolarisasi di Asia Tenggara? Kesepakatan tersebut terwujud melalui penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, Abdul Rasheed Ghaffour, Gubernur Bank Negara Malaysia, dan Sethaput Suthiwartnarueput, Gubernur Bank Thailand, dalam acara Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) di Jakarta. Perry mengungkapkan bahwa penguatan kerja sama tersebut merupakan perluasan dari kerja sama penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi dalam mata uang lokal yang telah diinisiasi sejak tahun 2018. “LCT adalah perluasan dari LCS, yang menggunakan mata uang lokal untuk melakukan transaksi perdagangan, investasi, dan sistem pembayaran lintas batas,” katanya dalam acara MoU LCT (Local Currency Transaction), Jumat (25/8/2023). Perry menyatakan bahwa kolaborasi LCT akan memperkuat stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan, serta berdampak positif dalam menangani gejolak eksternal yang semakin meningkat di negara-negara berkembang. “Nota Kesepahaman ini mencerminkan upaya berkelanjutan dari ketiga bank sentral untuk meningkatkan kerangka kerja mata uang lokal yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan memperluas penggunaan mata uang lokal dalam transaksi giro, neraca modal, dan neraca keuangan,” tuturnya. Menurut Perry, kesepakatan ini menunjukkan komitmen Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand untuk memperkuat kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral antara ketiga negara.  Ketiga bank sentral meyakini bahwa perluasan kerja sama LCT akan memberikan kontribusi positif bagi stabilitas pasar keuangan dan pendalaman pasar keuangan dalam mata uang lokal di ketiga negara. (Fa, Bis, Bis)