DECEMBER 9, 2022
BisnisABC.com

Prediksi Ekonomi Bank Mandiri Rupiah Akan di Bawah Rp15.000 per Dolar AS Akhir 2023

image
Potret wajah Mantan Presiden Sukarno dalam uang lembar Rp100.000 yang berjejer. (Bloomberg/Brent Lewin)

Bis - 18 Agustus 2023 Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di bawah Rp 15.000 pada akhir 2023. Dia berpendapat bahwa tekanan jangka pendek adalah penyebab pelemahan nilai tukar rupiah saat ini. “Faktor-faktor dari negara lain, seperti China, mempengaruhi volatilitas saat ini. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada September mendatang juga meningkatkan pressure cukup besar pada rupiah,” ujarnya dalam Media Gathering & Presentasi Outlook Makroekonomi, Selasa (23/8/2023). Dalam situasi seperti ini, China menghadapi sejumlah masalah struktural. Ini termasuk penurunan produktivitas, pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan beberapa negara lain, dan krisis di sektor real estat akibat kasus Evergrande. Pria yang biasa disebut Asmo mengatakan pertumbuhan ekonomi China tahun ini tidak akan melebihi 4%. Hal ini akan menyebabkan penurunan permintaan ekspor Indonesia ke China. Ketidakstabilan geopolitik antara Amerika Serikat dan China memperburuk keadaan ini. “Proyeksi ekonomi China adalah sekitar 4% hingga 5%, bahkan ke arah 4%. Jadi, jika China tumbuh 4% di 2026–2027, itu akan sepert back to normal nya China, sehingga sulit untuk back to double digit,” sebutnya. Dia menambahkan bahwa China dapat membanjiri pasar ekspor Indonesia dengan barang-barangnya jika terjadi ketidakstabilan geopolitik antara China dan AS. Jika ini terjadi, China mungkin tidak dapat mengekspor produknya sepenuhnya ke Amerika. Namun, secara keseluruhan, dia menyatakan bahwa perusahaannya menganggap ada sentimen positif terhadap rupiah jika melihat keseluruhan situasi. “Arah dolar AS akan berubah dari yang awalnya menguat [stronger] menjadi melemah [weaker] sentiment,” sebutnya. Dia menambahkan bahwa perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan kembali ke kisaran Rp15.000 per dolar AS, bahkan mungkin lebih rendah lagi sebelum akhir tahun 2023, jika mengikuti konsensus pasar. Menurut Andry, indikator lain menunjukkan bahwa Indonesia merespons dengan lebih baik dibandingkan dengan negara-negara serupa dan negara-negara lain yang memiliki peringkat kredit BBB menurut Lembaga Pemeringkat Standard and Poor's (S&P). “Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) rata-rata 2,43%, sedangkan PDB Indonesia 5,03%. Indonesia menerima peringkat yang lebih baik secara keseluruhan,” tutupnya. Menurut Tim Office of Chief Economist Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas, tingkat inflasi berperan sebagai game changer pertumbuhan dan stabilitas sektor keuangan. Meskipun tantangan El Nino dapat meningkatkan risiko gangguan pasokan pangan, inflasi semakin terkendali. Hingga bulan Juli, inflasi tercatat sebesar 3,08% yoy, kembali ke target Bank Indonesia sebesar 2% hingga 4%. “Dengan strategi pengelolaan pasokan pangan yang efektif, proyeksi kami untuk inflasi Indonesia pada tahun 2023 adalah 3% hingga 3,2%; ini lebih tinggi dari proyeksi awal kami 3,6%,” kata Asmo. Namun, neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus, meskipun terus menurun. Selama tujuh bulan pertama tahun 2023, surplus neraca perdagangan sebesar 21,2 miliar dolar AS, lebih rendah dari pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 29,1 miliar dolar AS. Faktor utamanya adalah bagaimana harga komoditas berkembang, terutama batubara dan CPO (sawit), yang masih jauh di atas harga sebelum pandemi. Dengan kinerja neraca perdagangan, dia memperkirakan Neraca TransaksiBerjalan (NTB), juga dikenal sebagai Current Account Balance, akan kembali mencatat defisit sebesar 0,65% dari PDB pada tahun 2023. Seiring dengan optimisme fundamental ekonomi Indonesia yang terus meningkat, investor asing kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia. Investor asing net buy obligasi sebesar Rp84 triliun selama semester pertama. “Suku bunga acuan Federal Reserve AS (Fed Fund Rate) akan mencapai puncaknya di September, sehingga kami memperkirakan investor asing akan kembali banyak ke Indonesia pada kuartal keempat,” ungkapnya. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) saat ini mencapai 15,6% dari total, naik dari titik terendahnya pada sekitar 14%. Menurutnya, dengan foreign capital inflows yang potensial, menjadikan potensi yield SBN dapat kembali ke kisaran 6,1% hingga 6,3% pada tahun 2023. Prediksi Ekonom Bank Mandiri Rupiah Akan di Bawah Rp15.000 per Dolar AS Akhir 2023  (Fa, Bis, Bis)

Berita Terkait