BIS - 16 Agustus 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspo"> BIS - 16 Agustus 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspo"> BIS - 16 Agustus 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspo"> BISNISABC.COM - bisnisabc.com
DECEMBER 9, 2022
BisnisABC.com

Ekspor-Impor RI Masih Bergantung dari China, Ini Buktinya

image
Ilustrasi ekspor. (Detik)

BIS - 16 Agustus 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor dan impor Indonesia selama Juli 2023 masih sangat bergantung dengan China.  Negeri Tirai Bambu masih menjadi negara puncah untuk ekspor dan impor tanah air. Dilaporkan oleh Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, ekspor Indonesia mencapai US$ 20,88 miliar dan impor US$ 19,57 miliar.  Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia masih surplus US$ 1,31 miliar. "Surplus neraca perdagangan pada Juli 2023 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas sebesar US$ 3,22 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral terutama batu bara, juga lemak dan minyak hewan nabati terutama CPO, serta barang besi dan baja," kata Amalia dalam konferensi pers, Selasa (15/8/2023). Selain itu, China memberikan kontribusi total 25,07%, atau US$ 4,93 miliar, pada kinerja ekspor non migas Indonesia.  Realisasi meningkat 4,29% dari periode yang sama tahun sebelumnya, terutama didorong oleh bahan bakar mineral dan komoditas besi dan baja. Amerika Serikat (AS) berada di urutan kedua dengan pangsa pasar ekspor non migas sebesar 10,35%, atau setara US$ 2,03 miliar, dengan komoditas utamanya mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, serta pakaian dan aksesoris, yang sebagian besar terbuat dari rajutan. India berada di urutan ketiga dengan pangsa pasar ekspor nonmigas sebesar 9,28%, atau setara US$ 1,82 miliar.  Diutamakan oleh komoditas utama seperti lemak, minyak nabati atau hewani, dan bahan bakar mineral. "Peningkatan pangsa nilai ekspor secara kumulatif terjadi di Tiongkok. Pada Januari-Juli 2022 pangsa ekspor non migas Indonesia ke Tiongkok hanya mencakup 20,89% dari total ekspor non migas, namun pada tahun ini sudah mencapai 24,82%.  Amalia menyatakan bahwa pangsa nilai ekspor non migas Indonesia di dua kawasan utama, ASEAN dan Uni Eropa, mengalami penurunan. China juga memiliki pangsa terbesar dari impor non migas, dengan US$ 5,5 miliar atau 33,76%.  Selanjutnya adalah Jepang dengan US$ 1,42 miliar, atau 8,64%, dan Korea Selatan dengan US$ 0,91 miliar, atau 5,53%. Indonesia memiliki surplus dagang sebesar US$ 1,4 miliar dengan India, AS sebesar US$ 1,1 miliar, dan Filipina sebesar US$ 0,7 miliar pada Juli 2023.  Di sisi lain, Indonesia masih defisit neraca perdagangan non migas dengan Tiongkok, Australia dan Jerman. "Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan 3 terdalam di antaranya adalah dengan Tiongkok dengan defisit sebesar US$ 0,6 miliar, dengan Australia US$ 0,5 miliar, dan dengan Jerman US$ 0,5 miliar. Defisit terdalam yang dialami dengan Tiongkok didorong oleh barang mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lalu plastik dan barang dari plastik," pungkasnya. (Fa, Dtk, Bis)

Berita Terkait