Menyambut El Nino, Kementerian Pertanian membimbing petani untuk jalankan Kampung Hortikultura
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 08 Agustus 2023 10:13 WIB
BIS - 8 Agustus 2023 Departemen Pertanian (Kementan) terus memantau stok pangan nasional, terutama untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang mengancam saat ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas petani melalui bimtek. Terakhir, orientasi teknis digelar di Desa Cabai dan Desa Buah, Provinsi Lampung, Sabtu (8/5). Dirjen Hortikultura Departemen Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, saran teknis sangat penting untuk memastikan tersedianya riset dan informasi teknologi terkini di bidang pertanian dan Pengendalian Gangguan Tanaman (OPPT) yang dilakukan secara berkelanjutan. “Juknis ini harus terus dilaksanakan secara berkelanjutan agar produksi dan produktivitas produk hortikultura strategis dapat berdaya saing dan ramah lingkungan menjelang El Nino,” kata Prihasto dalam keterangan tertulis, Senin (8/7/2023). Anggota Komite IV DPR RI dan Ketua KTNA Lampung, Hanan A. Rozak sangat mengapresiasi langkah konkrit yang dilakukan Departemen Jenderal Produksi Tanaman. “Program hortikultura dan food park berkelanjutan (P2L) sangat cocok diterapkan di Provinsi Lampung, khususnya di Tulang Bawang Barat dan Mesuji. Program ini sejalan dengan program pemerintah daerah. fokus pada pengembangan satu produk, satu desa (one tiung , satu komoditas),” kata Hanan. [caption id="attachment_17112" align="alignnone" width="770"] Petani hortikultura harus bersiap hadapi perubahan iklim | Sumber Foto:DOk. Sinta[/caption] Hanan menambahkan, pihaknya langsung turun ke lokasi untuk memverifikasi efektivitas program desa hortikultura di Tulang Bawang Barat dan Mesuji. “Pemanfaat desa hortikultura yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) dan kelompok tani (poktan) di Tulang Bawang Barat dan Mesuji yang saya lihat semakin maju dan pendapatannya meningkat. Begitu juga dengan program berkebun lestari yang ada itu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, ternyata juga bisa menjadi sumber pendapatan keluarga. Ini saya anggap prestasi luar biasa dari Kementan,” ujar Hanan. Sementara itu, Direktur Proteksi Hortikultura, Jekvy Hendra mengatakan, untuk menjaga kontinuitas produk dan keberlangsungan program ini, sudah saatnya poktan, KWT dan Gapoktan mengembangkan tanaman induk yang ramah lingkungan. “Provinsi Lampung memiliki 3 Laboratorium Penanggulangan Hama (LPHP). Laboratorium penghasil Trichoderma, PGPR, Bio Enzim ini tersedia untuk didistribusikan ke Klinik Tanaman di tingkat kabupaten. Tahun ini kami mendistribusikan 150 unit klinik tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Jekvy. Menyambut El Nino, Kementerian Pertanian membimbing petani untuk jalankan Kampung Hortikultura (anr, fdc, bis)